Kamis, 29 Oktober 2020

Cerita Tan Malaka, Sibuk Memikirkan Kemerdekaan sampai Lupa Pernikahan

Kedudukan pahlawan Tan Malaka dalam memerdekakan Indonesia tidak susah buat dicari. Tetapi, kisahnya dalam urusan asmara menaruh banyak teka- teki. Sampai- sampai, SK Trimurti sempat berkata kalau Tan memanglah tidak sempat berurusan dengan lawan jenisnya dalam tujuan percintaan.

" Tan Malaka tidak kawin sebab pernikahan hendak membelokannya dari perjuangan. Dia berlagak penuh hormat terhadap wanita. Dia pula tidak sempat berdialog tentang wanita dalam arti intim. Dari sudut ini dia seseorang yang bersih," kata SK Trimurti soal Tan Malaka serta kehidupan asmaranya.

Dari mari, tergambar jelas bila wujud pahlawan Tan Malaka padat jadwal mengejar kemerdekaan RI dibanding galau soal pacaran. Tetapi, gimana sih cerita sepenuhnya soal Tan Malaka serta kehidupan asmaranya?

1. Sehabis lulus sekolah guru negeri, Tan Malaka ditawari gelar datuk serta wanita supaya jadi tunangannya. Instan, dia seleksi yang awal saja

Tan Malaka yang bernama asli Sutan Ibrahim ini, memanglah telah pintar semenjak cilik. Tidak hanya berlatih pencak silat, dia pula menekuni ilmu agama. Di umur 11 tahun, dia didaftarkan ke Kweekschool( sekolah guru negeri) di Bukittinggi. Bahasa Belanda serta sepakbola merupakan keahliannya.

Lulus pada tahun 1913, laki- laki ini ditawari gelar datuk serta seseorang wanita buat jadi tunangan. Barangkali Tan Malaka memanglah belum berkeinginan memikirkan cinta, dia lebih memilah gelar datuk. Masih pada tahun yang sama dengan kelulusannya, dia malah melanjutkan sekolahnya di negara Belanda.

2. Saat sebelum sekolah di Belanda, Tan Malaka sempat jatuh cinta pada Syarifah Nawawi. Sayangnya, gayung tidak bersambut

Semasa bersekolah di Kweekschool Bukittinggi, Tan Malaka memuja salah satu murid yang bernama Syarifah Nawawi. Konon, Syarifah merupakan salah satunya murid wanita di antara 75 murid Kweekschool. Apalagi sekolah ini merupakan tempat di mana bapak Syarifah tiap hari bekerja bagaikan guru.

Tan Malaka kerapkali menyurati Syarifah. Tetapi, tidak satu juga pesan yang dibuatnya berbalas. Seluruh upaya sempat Tan Malaka jalani demi mengejar cinta Syarifah. Tetapi Syarifah bergeming serta mencap laki- laki tersebut bagaikan pemuda aneh.

3. Malang untuk Tan Malaka. Dikala ditinggal berangkat ke Belanda, Syarifah malah dipersunting oleh laki- laki lain yang setelah itu hari menceraikannya

Selagi menimba ilmu di Belanda, Syarifah pindah ke Batavia. Dikala liburan ke Cianjur, dia berkenalan dengan Wiranatakoesoema V yang mana seseorang bangsawan Sunda. Laki- laki yang nanti jadi Menteri Dalam Negara RI yang awal ini, menikahinya pada Mei 1916. Tetapi rumah tangga mereka cuma bertahan 8 tahun serta Syarifah diceraikan via telegram.

Gara- gara ini, tersebar cerita di warga Bukittinggi. Cerita itu merupakan Tan dendam pada kalangan feodal serta setelah itu jadi komunis. Jika kalian sendiri, gimana perasaanmu bila jadi Tan? Tentu jengkel ya mengingat pujaan hati yang diperjuangkan terus- terusan, malah disia- siakan orang lain.

4. Di Belanda, Tan berkenalan dengan wanita asli Belanda bernama Fenny Struyvenberg. Sayang, ikatan ini tidak berhasil

Dikala menimba ilmu di Belanda, Tan dikabarkan pernah menjalakan ikatan dengan wanita Belanda. Namanya Fenny Struyvenberg. Mahasiswi medis ini sering tiba ke kos Tan. Sayangnya, tidak terdapat kelanjutan tentang ikatan mereka. Apalagi cerita ini pula tidak tergambarkan sama sekali dalam memoar- memoarnya.

5. Di Filipina, Tan dikabarkan dekat dengan perempuan bernama Carmen. Walaupun pernah dikisahkan dalam bukunya, tidak terdapat muara dari cerita mereka

Dalam novel yang ditulisnya sendiri," Dari Penjara ke Penjara Jilid I", Tan menggambarkan kedekatannya dengan Carmen. Dia merupakan gadis dari mantan pemberontak Filipina serta rektor Universitas Manila. Dari Carmen, Tan diajari gimana dapat masuk Filipina, belajar bahasa Tagalog, tata metode hidup di situ, serta masih banyak lagi.

Dikala itu, Tan Malaka mau pindah dari Cina ke Filipina buat rehat serta memulihkan sakitnya. Tetapi, ikatan Tan serta Carmen tidak dipaparkan lebih rinci lagi seakan- akan tidak menciptakan muaranya.

6. Perempuan terakhir yang sempat dekat dengan Tan merupakan Paramitha Abdurrachman. Tetapi sekali lagi, Tan jauh mementingkan negeri daripada asmara

Pada tahun 1942, Tan kembali ke Indonesia secara rahasia. Dia pernah mendatangi kawannya, Ahmad Soebardjo serta berkenalan dengan keponakannya yang bernama Paramitha Abdurrachman. Tan terpesona hendak kemampuan Paramitha bermain piano serta mulai dekat dengan wanita itu.

Sebagian orang yang memandang keakraban mereka, mengira keduanya sudah bertunangan. Sayangnya, Tan lebih mementingkan membela negeri. Sampai pada kesimpulannya, Tan ditembak mati pada 21 Februari 1949 oleh pasukan Tentara Nasional Indonesia(TNI) di Kediri.

Seperti itu cerita Tan Malaka yang padat jadwal mengejar kemerdekaan Republik Indonesia dibanding galau pacar. Gimana dengan kalian? Apakah gara- gara gak memiliki pacar, kalian malas menempuh hidup?

Memeringati HUT ke- 75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye#MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik serta memiliki kalau bagaikan bangsa, kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam suasana pandemik COVID- 19, di mana kita bersama- sama wajib membentengi diri dari serbuan virus beresiko. Di dikala yang sama, banyak perihal yang butuh kita jaga bagaikan masyarakat bangsa, supaya tujuan proklamasi kemerdekaan RI, dapat dicapai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar