Minggu, 28 Oktober 2018

5 Kesederhanaan Bung Hatta yang Gak Seluruh Orang Tahu

Siapa yang tidak tahu dengan nama Bung Hatta? Yakni salah satu pahlawan proklamator serta founding father Indonesia. Dalam urusan diplomasi serta ekonomi, dia tidaklah wujud yang diragukan lagi. Tetapi telah mengerti kah kalian dengan cerita hidupnya yang begitu simpel?

Bila belum, ayo kita tengok dulu 5 kesederhanaan Bung Hatta yang gak seluruh orang ketahui!

1. Dia baru menikah di umur 43 tahun, sehabis dia sukses mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Mas kawinnya berbentuk buku

Konon, Bung Hatta sempat berjanji tidak hendak menikah saat sebelum Indonesia merdeka. Perihal ini dia buktikan serius. Dia menikahi Rahmi Hatta pada 18 November 1945, 3 bulan sehabis memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Mas kawinnya merupakan novel bertajuk" Alam Benak Yunani" karangannya sendiri. Novel inilah yang dia buat sepanjang masa pembuangan di Banda Neira tahun 1930- an.

3 hari sehabis perkawinan diselenggarakan, mereka tinggal di Yogyakarta. Dari perkawinan ini, dia dikaruniai 3 orang gadis bernama Meutia Farida Hatta, Gemala Rabiah Hatta, serta Halida Nuriah Hatta.

2. Sepanjang masa pengasingan di Digul, dia menolak berkolaborasi dengan penguasa setempat meski diiming- imingi upah 3 kali lipat

Sepanjang diasingkan ke Boven Digul, Bung Hatta bawa seluruh koleksi bukunya. Dia memanglah mengisi hari- harinya dengan membaca serta menulis. Tetapi, dia pula amat hirau pada para tahanan. Pendapatan yang dia miliki senantiasa dipecah pada kawan- kawan yang kekurangan. Sementara itu gajinya cuma 2. 50 gulden saja.

Jika saja dia ingin bekerja sama dengan penguasa, dia dapat memperoleh 7. 50 gulden per bulan dan hidup lebih lezat. Tetapi, dia menolak. Apalagi duit dari menteri jajahan Colijn juga ditolak mentah- mentah. Tidak hanya membaca novel, dia pula membuat kursus buat para tahanan.

3. Pasca mengundurkan diri dari Wakil Presiden Indonesia, hidupnya sangat simpel. Apalagi pernah tidak sanggup membayar rekening listrik

Sehabis mundur dari jabatan Wakil Presiden Republik Indonesia, Rahmi mengakui jika hidup keluarganya sangat simpel apalagi kritis. Duit tabungannya apalagi tidak lumayan buat membeli mesin jahit yang diidam- idamkan sebab kebijakan pengurangan nilai mata duit.

Sesuatu dikala, Hatta menerima rekening listrik yang jumlahnya lumayan besar." Gimana aku dapat membayarnya dengan duit pensiun aku?" kata Bung Hatta. Dia kemudian memohon Gubernur Ali Sadikin melalui pesan supaya duit pensiunnya dipotong buat membayar tagihan listrik. Pada kesimpulannya, Pemprov DKI setelah itu menanggung bayaran listrik serta PAM Bung Hatta.

4. Sehabis pensiun, dia mengisi harinya dengan menulis novel serta mengajar. Tetapi, namanya senantiasa disegani& dihormati orang- orang

Pasca pensiun dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Bung Hatta memperoleh penghasilannya dari menulis novel serta mengajar. Walaupun kehidupannya lumayan susah, dia tidak kurang ingat menolong orang yang memerlukan. Tidak heran, banyak yang masih menghormatinya walaupun tidak terdapat jabatan serta harta.

Tahun 1957, dia menemukan undangan dari Pemerintah RRC, tepatnya dari Perdana Menteri Zhou Enlai. Setibanya di Tiongkok, nyatanya rakyat di situ menyongsong dengan meriah serta masih menganggapnya bagaikan" a great son of his country" walaupun tanpa jabatan.

5. Bung Hatta memimpikan memiliki sejoli sepatu Bally serta lama menaruh iklannya. Sampai akhir hayatnya, dia tidak pernah membelinya

Bung Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Sampai masa terakhirnya, dia masih menaruh guntingan iklan sepatu Bally yang telah lama dia idam- idamkan. Dia memanglah bermimpi mempunyai sepatu tersebut. Ini sebab keuangan Bung Hatta yang belum membolehkan buat belanja sejoli sepatu itu.

Itu ia 5 kesederhanaan Bung Hatta yang gak seluruh orang ketahui. Beranikah kalian meneladani intelektualitasnya dari membaca, perilaku kedermawanannya dari berbagi pada yang memerlukan, serta hidup simpel tanpa bermewah- mewah? Mudah- mudahan seluruh, spesialnya para pejabat negara ini bisa mengilhaminya ya!